Sunday, December 9, 2018

Aspek Acara Dalam Kehidupan

Ada kisah klasik yang dikenal sebagai Parable of the Talents. Menurut kisah, suatu hari pemilik rumah mengumpulkan ketiga pelayannya dan mengumumkan bahwa tidak usang lagi, ia akan pergi untuk melaksanakan sebuah perjalanan yang jauh.

Sebelum pergi ia memperlihatkan beberapa talenta khusus kepada setiap pelayan. Pada masa itu, sebuah talenta itu senilai dengan beberapa tahun honor untuk kalangan pekerja biasa, jadi masing-masing talenta mewakili sejumlah besar uang.

Pada pelayan pertama ia memperlihatkan lima bakat; pelayan ke dua menerima dua bakat; dan pada pelayan ketiga ia memperlihatkan satu bakat. Dia memperingatkan para pelayannya untuk memelihara talenta ini sehabis kepergiannya.

Sementara sang majikan pergi, pelayan yang menerima lima talenta membawanya ke pasar dan menukarkannya hingga ia bisa mengubahnya dari lima menjadi sepuluh. Pelayan kedua melaksanakan hal yang sama, menukarnya dari dua menjadi empat.

Namun, pelayan yang ketiga, menjadi orang yang sangat berhati-hati, mengambil satu talenta yang telah diberikan kepadanya, kemudian menguburnya di dalam tanah untuk dijaga dan disimpan.

Setelah beberapa lama, sang majikan kembali dan mengumpulkan ketiga pelayannya untuk menanyakan ihwal apa yang telah mereka lakukan pada talenta yang telah diberikan kepada mereka.

Pelayan pertama menjelaskan bagaimana ia dengan bijak telah menukarkan kelima bakatnya, kemudian memperlihatkan kepada tuannya kelima talenta awal, ditambah lima talenta lain yang ia dapatkan. Sang majikan kemudian berkata: "Kerja yang bagus!"

Pelayan kedua maju dan menyampaikan bahwa ia juga telah menukarkan bakatnya dengan bijak dan memperlihatkan kedua talenta awal yang telah diberikan kepadanya, ditambah dua talenta lainnya. Sekali lagi, sang majikan berkata: "Kerja yang bagus!"

Terakhir, pelayan ketiga melangkah maju dan menceritakan kisahnya. "Karena saya takut saya mungkin akan kehilangan uang tuan, dengan hati-hati saya menguburnya ditanah." Dia memperlihatkan satu talenta yang telah dijaganya.

Secara sepintas sang majikan melihat satu talenta yang tidak dipakai tersebut kemudian berkata, "Ambil satu talenta dari nya dan berikan pada ia yang kini sudah mempunyai sepuluh."

Banyak orang yang tidak terlalu suka dengan cara dongeng ini berakhir. Lagi pula, tampaknya tidak adil untuk mengambil dari pelayan ketiga yang cuma punya sedikit, kemudian memberikannya pada pelayan yang sudah mempunyai sepuluh.

Tapi ingat, hidup itu tidak dirancang untuk memperlihatkan imbalan dalam proporsi berdasarkan tingkat kebutuhan kita, melainkan berdasarkan tingkat kelayakan kita.

Pesan sopan santun dari kisah ini adalah, apapun yang diberikan oleh kehidupan pada kita, entah itu talenta atau harta, yakni menjadi tanggung jawab kita untuk melaksanakan sesuatu pada apa yang telah diberikan!

Begitulah cara kita mengubah recehan menjadi keberuntungan, dan rintangan menjadi peluang (dengan mengambil semua yang miliki dan mengerahkan semua kemampuan kita, kemudian mengerjakannya.)

Cepat atau lambat, kita harus mengubah pengetahuan dan perasaan bahagia menjadi aktivitas. Dan menyerupai yang ditunjukkan dengan terang oleh kisah tersebut, semakin banyak yang kita manfaatkan dikala memulai, semakin banyak hasil yang di dapat.

Itulah kenapa memulai dengan filosofi yang sehat dan perilaku yang benar itu begitu penting. Semakin banyak yang kita tahu, dan semakin baik kita merasa mengenai diri sendiri dan peluang kita, semakin besar kemungkinan kita untuk sukses.

Tapi menyebarkan kesadaran dan perilaku aktual saja tidak cukup. Apa yang kita tahu dan bagaimana kita merasa hanyalah memilih kemungkinan kita untuk mencapainya. Entah apakah nantinya kita benar-benar akan mencapai target, itu ditentukan oleh aktivitas kita.

Kita bisa saja mempunyai filosofi yang sangat seimbang, huruf yang sangat dalam, dan perilaku yang sangat elok mengenai kehidupan. Tapi, jikalau semua asset penting ini tidak dimanfaatkan, maka mungkin kita lebih banyak menciptakan alasan dibanding perkembangan.

Apa yang kita tahu dan bagaimana kita merasa itu yakni dua faktor penting bagi kualitas hidup kita. Tapi ingat, keduanya hanyalah pondasi awal untuk membangun kehidupan yang lebih baik. Untuk menuntaskan sisanya, diharapkan aksi.


Baca Juga: Cara Daftar Terbaru Paket Internet Tri 32 GB Murah

No comments:

Post a Comment