Monday, December 10, 2018

Bahaya Dari Kelalaian

Hal-hal yang gampang untuk dilakukan itu juga gampang untuk tidak dilakukan. Alasan utama kenapa orang umumnya tidak melaksanakan sebaik yang mereka sanggup itu sanggup disimpulkan ke dalam satu kata: lalai.

Bukan alasannya tidak punya uang -- semua bank penuh dengan uang. Bukan alasannya tidak ada peluang -- peluang ada dimana-mana.

Bukan alasannya tidak ada buku -- perpustakaan penuh dengan buku. Bukan alasannya tidak sekolah -- ruang kelas penuh dengan guru-guru yang bagus.

Kita punya banyak pemimpin, pembimbing, dan penasehat. Semua yang akan pernah kita butuhkan untuk menjadi kaya dan ampuh serta canggih, sudah tersedia. Alasan utama kenapa hanya sedikit yang memanfaatkannya hanyalah karena, lalai.

Banyak dari kita yang pernah mendengar kutipan, "Satu hari satu apel menjauhkan kita dari dokter." Kita mungkin mencurigai kutipan ini, tapi bagaimana jikalau benar?

Jika dengan melaksanakan satu tindakan kecil tersebut, yaitu satu disiplin kecil, kita sanggup menjadi sehat, siap, dan aktif seumur hidup, kemudian apakah itu tidak masuk akal, dan apakah tidak gampang untuk makan apel setiap hari?

Katakanlah kutipan itu benar, mengapa tidak makin banyak orang yang makan sebutir apel setiap hari untuk mempertahankan kesehatan? Jika itu begitu mudah, dan ada imbalan yang luar biasa dari disiplin ini, mengapa kita tidak melakukannya?

Karena, hal-hal yang gampang untuk dilakukan itu juga gampang untuk tidak dilakukan. Itulah kenapa kegagalan itu begitu halus. Kegagalan itu umumnya akhir kelalaian.

Kita gagal untuk melaksanakan hal-hal kecil yang seharusnya dilakukan tapi tampaknya tidak penting, dibanding hal-hal lain yang perlu dilakukan. Kelalaian kecil punya cara untuk menjadi kesalahan besar melalui perjalanan waktu yang cukup.

Kelalaian itu menyerupai infeksi. Jika dibiarkan, akan menyebar ke seluruh sistem disiplin, dan risikonya mengarah pada kehancuran total dari kehidupan manusia, yang seharusnya penuh dengan kebahagiaan dan kesejahteraan.

Dengan tidak melaksanakan hal-hal yang kita tahu seharusnya dilakukan, mengakibatkan kita merasa bersalah, dan rasa bersalah mengarah pada penurunan keyakinan diri. Saat keyakinan diri kita berkurang, begitu juga level acara kita.

Dan dikala acara kita berkurang, hasil kita niscaya akan berkurang. Dan dikala hasil kita berkurang, perilaku kita mulai melemah. Dan dikala perilaku kita mulai beralih dari konkret menjadi negatif, keyakinan diri kita semakin berkurang.... dan seterusnya.....

Gagal melaksanakan hal-hal yang kita sanggup dan harus lakukan, akan menghasilkan spiral negatif, yang begitu dimulai, akan sulit dihentikan.

Belajar Mendengarkan Suara yang Benar

Mengapa kita cenderung begitu sering melaksanakan hal-hal yang kurang penting, tapi begitu enggan melaksanakan hal-hal sangat penting, yang dituntut oleh kesuksesan dan kebahagiaan? Suara siapakah yang sering membisiki kita, "Lupakan saja. Untuk apa merisaukan semua disiplin omong kosong itu?"

Itu ialah suara-suara negatif, sebuah bunyi yang selama bertahun-tahun telah tumbuh berkembang semakin kuat, sebagai akhir dari berada disekitar efek yang salah, memikirkan anutan yang keliru, berbagi filosofi yang keliru, dan menciptakan keputusan yang keliru.

Bagian dari solusi untuk berhenti mendengarkan bunyi negatif ialah dengan berguru mendengarkan bunyi kecil dari kesuksesan, yang berada di dalam diri kita semua. Suara kesuksesan itu sedang berjuang semoga di dengar dan berusaha mengalahkan bunyi kegagalan yang begitu keras.

Kebebasan kita dalam menentukan mengijinkan kita untuk mengikuti bunyi manapun yang kita pilih. Setiap kali kita membiarkan diri untuk menyerah pada bunyi sisi gelap dari kehidupan, dan terpengaruh untuk mengulangi kesalahan bukannya menguasai disiplin baru, maka bunyi negatif berkembang makin kuat.

Sebaliknya, setiap kali kita mendengarkan desakan dari bunyi kesuksesan, dan terpengaruh untuk mematikan televisi kemudian mengambil buku, untuk membuka jurnal dan merekam anutan kita.

Atau menyisihkan waktu untuk menimbang kemana aksi-aksi kita dikala ini mungkin akan mengarahkan kita, maka bunyi kesuksesan akan merespon disiplin gres ini, kemudian berkembang semakin kuat dan volumenya semakin besar seiring waktu. Untuk setiap disiplin baru, ada satu lagi langkah maju.

Kita tidak akan pernah sanggup menghilangkan bunyi kegagalan dari dalam diri kita. Itu akan selalu ada disana, mendesak kita untuk berpikir dan bertindak dalam sebuah cara yang bertentangan dengan keinginan kita sendiri.

Tapi kita sanggup menenangkan efek yang merusak ini secara efektif dengan cara berbagi sebuah filosofi yang sehat, dan perilaku yang konkret mengenai masa depan dan kehidupan kita.

Untuk membentuk sebuah filosofi gres itu mudah. Membuat keputusan yang gres dan yang lebih baik itu mudah. Mengembangkan sebuah perilaku yang gres itu mudah. Semua hal berharga yang sudah kita bicarakan disini itu gampang dilakukan, tapi tantangan utamanya ialah bahwa itu juga gampang untuk tidak dilakukan.

Kita harus mengawasi dengan ketat perbedaan yang halus antara kesuksesan dan kegagalan, dan menjadi sangat sadar akan desakan dari dalam yang lebih suka menyuruh kita mengulangi kesalahan dari pada berbagi disiplin yang baru.

Kita harus menciptakan keputusan secara sadar untuk menjangkau kehidupan yang lebih baik melalui perbaikan anutan kita, dan pengamatan seksama terhadap kemungkinan dampak dari kesalahan kita yang berakumulasi.

Kita tidak boleh membiarkan diri untuk berpikir bahwa kesalahan itu tidak penting. Karena itu penting. Kita tidak boleh membiarkan diri untuk berasumsi bahwa kurang disiplin dalam aspek-aspek kecil dari kehidupan kita itu tidak akan berpengaruh. Itu niscaya akan berpengaruh.

Dan kita tidak boleh membiarkan diri untuk percaya bahwa kita sanggup mendapat semua yang kita inginkan, dan menjadi semua yang kita harapkan tanpa melaksanakan perubahan apapun dalam cara berpikir kita mengenai kehidupan. Kita tidak boleh.

Perjalanan ke arah kehidupan yang lebih baik itu dimulai dengan kesepakatan yang serius untuk mengubah semua aspek dari filosofi kita dikala ini, yang mempunyai kapasitas untuk menjembatani antara kita dan harapan kita.

Aspek-aspek lain dari kehidupan sanggup jadi tidak ada gunanya jikalau kita tidak lebih dulu menciptakan ketetapan untuk melaksanakan sesuatu dengan filosofi kita.

Semuanya berada dalam jangkauan kita, jikalau kita ingin membaca buku, menulis jurnal, melatih disiplin, dan mengobarkan peperangan terhadap kelalaian.

Ada beberapa acara mendasar yang akan mengarah kita bukan cuma pada pengembangan filosofi baru, tapi juga kehidupan gres yang dipenuhi dengan kenikmatan dan pencapaian.

Setiap acara gres dan konkret akan melemahkan cengkraman kegagalan dan mengarahkan kita lebih erat ke tujuan pilihan kita.

Setiap langkah, disiplin gres ke arah kesukesan memperkuat filosofi kita dan meningkatkan peluang untuk mencapai kehidupan yang seimbang.

Tapi langkah pertama dalam merealisasikan pencapaian yang berharga ini, terletak pada penguasaan diri dan jiwa kita, dengan cara berbagi filosofi yang sehat.


Baca Juga: 6 Cara Kreatif Kelola Gaji

No comments:

Post a Comment