Monday, December 10, 2018

Pondasi Dari Kepribadian Anda

Banyak orang yang bertanya, dari mana konsep diri itu berasal? Bagaimana itu dimulai? Bagaimana cara membentuknya? Apa yang paling besar lengan berkuasa bagi pembentukan dan cara mengubah konsep diri yang sudah terbentuk?"

Semua itu pertanyaan yang sangat vital, dan ada balasan yang niscaya untuknya. Faktanya adalah, seorang bayi itu terlahir tanpa mempunyai konsep diri. Semua ide, pemikiran, perasaan, opini, kepercayaan, atau keyakinan yang anda miliki ketika dewasa, yakni hasil dari proses berguru yang sudah anda mulai semenjak kecil.

Anda telah diajarkan untuk mempercayai hal-hal yang ketika ini anda percayai, oleh orang-orang dan aneka macam efek disekitar perkembangan hidup anda, terutama ketika anda masih balita.

Memang benar, setiap anak itu niscaya mempunyai kepribadian, karakter, kecendrungan, bakat, dan aneka macam attribut serta kualitas yang unik.

Sebagian psycholog beropini bahwa 60% dari karakteristik kepribadian anda itu, contohnya keberanian, kesenangan, ketertarikan, senitivitas, kemampuan atletis, dan sebagainya, itu diturunkan dan dibawa semenjak lahir.

Itulah kenapa bawah umur yang terlahir dari orang tua, dan dibesarkan dengan cara yang sama, seringkali berbeda satu sama lain. Tapi dalam hal konsep diri, bagaimana seseorang akan berpikir dan merasa ihwal diri, kemampuan dan potensinya, itu dipelajari semenjak kecil.

Dua Kualitas Alami Anda

Saat lahir, anda mempunyai dua kualitas alami. Yang pertama, anda sama sekali tidak punya rasa takut. Anda tidak punya alasan untuk takut, alasannya anda belum pernah menerima pengalaman yang menciptakan anda menjadi takut.

Yang kedua, anda selalu bersikap spontan. Anda tertawa, menangis, buang air kecil dan besar, tidur, dan mengekspresikan diri tanpa memikirkan atau merisaukan apakah orang lain akan oke atau tidak oke dengan tingkah anda.

Dua kualitas alami inilah, yang akan anda tunjukkan ketika dalam kondisi natural.

Sebagai orang dewasa, ketika merasa benar-benar rileks dan aman, dikelilingi oleh orang yang menyukai dan mempercayai anda, maka anda cenderung kembali bersikap sangat terbuka, tidak takut, spontan, dan ekspresif.

Itulah kondisi ideal dari orang cukup umur yang senang dan berfungsi secara penuh.

Dimulai semenjak balita, sebagai hasil dari aneka macam hal yang dilakukan dan diucapkan oleh orang tua, anda mulai berguru dua teladan kebiasaan negatif yang kemudian menjadi efek paling destruktif dalam kehidupan anda sebagai orang dewasa.

Pola kebiasaan negatif pertama yang anda pelajari disebut teladan kebiasaan negatif penghambat. Inilah yang nantinya menjadi rasa terhadap takut kegagalan, resiko, dan kerugian.

Sebagai anak-anak, dorongan natural anda yakni untuk menjelajahi lingkungan anda. Anda sangat terdorong untuk mengambil, menyentuh, merasakan, dan bereksperimen dengan semua yang ada disekitar anda.

Tapi seringkali, orang bau tanah anda akan bereaksi secara berlebihan terhadap tingkah laris ini, yaitu dengan cara menakut-nakuti anda sesering mungkin. Mereka akan mengatakan, "Jangan! Jauhi itu! Jangan sentuh itu!"

Bahkan banyak orang bau tanah yang memperkuat kata-kata dan ancamannya melalui pukulan dan hukuman. Anak-anak sangat membutuhkan cinta, ibarat mawar membutuhkan hujan. Bagi mereka, cinta itu sama pentingnya dengan makanan.

Sehingga, setiap gangguan yang menghambat anutan cinta tanpa syarat kepadanya, akan menimbulkan ia merasa gugup dan ketakutan. Para psycholog menyampaikan bahwa hampir semua dilema orang cukup umur itu berakar dari fenomena "cinta yang tertahan" di masa kanak-kanak.

Saat orang bau tanah memarahi anda, sebagai akhir dari hasrat dan dorongan alami anda yang selalu ingin mengeksplore dunia dan lingkungan anda, maka anda belum bisa memahami bahwa ini yakni alasannya mereka mengkhawatirkan keselamatan anda.

Sebagai anak-anak, anda hanya bereaksi dan merespon dengan inspirasi bahwa, "Setiap kali saya menanggis atau menyentuh atau mencicipi sesuatu yang berbeda atau baru, ibu atau ayah menjadi marah. Itu berarti saya tidak mampu, tidak kompeten, tidak ahli, atau tidak bisa melakukannya."

Takut Mencoba Sesuatu yang Baru

Perasaan "Aku tidak bisa" ini mulai menyebarkan rasa takut terhadap kegagalan. Jika semenjak kecil anda terlalu sering dimarahi atau dihukum, maka ketika balita anda akan selalu merasa takut untuk mencoba hal-hal baru.

Ketakutan ini akan terus terbawa hingga anda mulai beranjak remaja dan dewasa. Sehingga, setiap kali anda ingin melaksanakan sesuatu yang gres atau berbeda, beresiko atau tidak pasti, reaksi pertama anda yakni "Aku tidak bisa!"

Begitu anda menyampaikan "aku tidak bisa" pada diri sendiri, ketika itu pula anda mulai segera memikirkan aneka macam alasan kenapa hal ibarat itu tidak mungkin. Anda akan lebih suka memikirkan dan membicarakan kegagalan, dari pada kesuksesan.

Anda akan labih suka memikirkan ketidak pastian dan semua resiko kerugian yang mungkin muncul. Anda akan berbicara pada diri sendiri biar segera menjauhinya, bahkan sebelum anda sempat mencobanya.

Napoleon Hill, penulis dari Think and Grow Rich, pernah bertanya pada audiencenya, "Berapa kali jumlah rata-rata percobaan yang akan dilakukan orang untuk mencapai suatu sasaran sebelum karenanya menyerah?"

Setelah beberapa tebakan dari audience, ia karenanya menjawab, "Kurang dari satu kali." Yang ingin disampaikannya yakni bahwa orang umumnya akan mengalah bahkan sebelum mencoba. Mereka mengalah sebelum pertama kali mencoba.

Meski mereka ingin meningkatkan kehidupan, penghasilan, dan prestasinya ketika ini, tapi begitu sasaran gres muncul dipikirannya, secara otomatis mereka akan merespon dengan kata-kata, "Aku tidak bisa!" Lalu mulai memikirkan aneka macam alasan kenapa itu mustahil bagi mereka.

Kebiasaan terpenting yang bisa anda tanamkan untuk menerima kebahagiaan dan kesuksesan yang lebih besar adalah, membiasakan diri untuk mengulangi dan mempercayai kata-kata, "Aku bisa melaksanakan apapun yang bisa saya pikirkan!"

Kata-kata paling ampuh yang bisa anda ulangi, berkali-kali, untuk menetralisir dan mengatasi rasa takut gagal adalah, "Aku bisa! Aku bisa!"

Kata-kata terbaik yang bisa diucapkan orang bau tanah kepada anaknya, selain dari kata "Aku sayang pada mu," yakni kata-kata "Kamu bisa melaksanakan apapun yang bisa kau pikirkan."

Sungguh mengagumkan ketika melihat berapa banyak kehidupan orang yang telah berubah secara dramatis alasannya dipengaruhi oleh seseorang, orang tua, rekan atau teman, yang selalu menyampaikan padanya, "Kamu bisa!"


Baca Juga: Script Anti UC Browser Paling Ampuh

No comments:

Post a Comment