Monday, December 10, 2018

Berpikir Positif, Berpikir Negatif, Berpikir Benar

Titik awal untuk membuat perubahan permanen dan infinit di dalam hidup anda itu dimulai dengan memahami perbedaan antara berpikir "positif," berpikir "negatif" dan berpikir "tepat."

Bayangkan seseorang yang sedang duduk bermain piano. Saat beliau bermain, tidak ada harmoni, tidak ada keseimbangan dan lagu yang real alasannya ialah beliau terus menekan semua nada yang salah.

Sang pemain kesannya mencicipi ketidak harmonisan, tidak puas dan tidak bisa mencicipi keindahan dari musiknya, kemudian memutuskan untuk mencari seorang guru. Sang guru berkata, "Anda punya kemampuan untuk bermain musik, tapi anda perlu memahami musik."

Masing-masing kita punya kemampuan untuk memainkan lagu kehidupan dengan seimbang, serasi dan indah. Tapi kita perlu mengtahui banyak sekali aturan dan prinsipnya. Kita perlu mengenali, mengingat dan memanfaatkan prinsip-prinsip tersebut untuk meningkatkan kualitas hidup kita.

Kehidupan berjalan berdasarkan banyak sekali prinsip dan aturan fisika. Jika tidak, maka anda tidak akan bisa menerbangkan pesawat, alasannya ialah tidak ada gravitasi, tidak akan ada yang namanya listrik, dan satu ditambah satu tidak akan menjadi dua. Hukum universal itu harus benar-benar bisa diandalkan.

Hukum universal itu bukan cuma bisa diandalkan, tapi juga kekal. Anda bisa bergantung padanya, dan itu akan selalu bekerja setiap saat. Intinya, alam semesta tidak akan pernah mengecewakan anda.

Dia tidak peduli berapapun usia, tinggi dan berat badan, agama, kewarga negaraan atau jenis kelamin anda. Kekuatan, daya atau energi itu netral, dan kita sendiri yang harus mengarahkannya melalui banyak sekali wangsit dan iktikad kita.

Kata-kata Anda ialah Hukum

Apa yang kami maksud ialah bahwa, kata-kata anda itu ialah aturan di alam semesta. Tapi anda perlu mengetahui hukum-hukum ini. Tanpa sebuah pemahaman, melalui ketidak tahuan, anda tidak bisa membuat apa yang anda inginkan.

Hukum dasar yang mejadi landasan dari semua aturan lainnya itu ialah aturan Sebab dan Akibat. Hukum Sebab dan Akibat menyampaikan bahwa dampak atau hasil dari situasi apapun itu harus sama dengan penyebabnya. Dan penyebab ini selalu ialah sebuah wangsit atau kepercayaan.

Cara lain untuk menggambarkan Hukum Sebab dan Akibat ialah pola dari aturan menabur dan menuai, atau agresi dan reaksi. Atau, kalau ditempatkan dalam konteks era modern, Ide-ide ku itu tercipta menjadi hasil-hasil ku.

Hukum Sebab dan Akibat itu tidak pandang bulu, sama menyerupai matahari. Jika anda bangun dibawah matahari, anda akan mendapatkan kehangatan dan manfaat yang menyehatkan dari sinar matahari.

Tapi kalau bangun ditempat yang gelap, maka tampaknya matahari tidak menyinari anda. Tapi siapa yang menggerakan anda ke daerah gelap? Siapa yang memasuk-kan anda ke dalam kegelapan? Kenyataannya adalah, kita berada dalam kegelapan alasannya ialah ketidak-tahuan kita sendiri.

Masalah Ketidak-tahuan

Saya ulangi, Hukum Sebab dan Akibat itu tidak pandang bulu. Itulah kenapa kita melihat begitu banyak orang yang bahwasanya baik, tapi punya begitu banyak persoalan dan peristiwa dalam hidupnya. Karena disuatu titik dalam kehidupannya, beliau telah menyalah gunakan atau tidak memahami hukum.

Itu tidak berarti beliau jahat. Itu tidak berarti beliau bukanlah orang yang penyayang. Itu hanyalah berarti bahwa melalui ketidak-tahuan atau kesalah pahaman, beliau telah menyalah gunakan hukum. Dan ini bisa terjadi pada semua hukum.

Sebagai contoh, aturan aerodinamik atau grativitas tidak akan membunuh anda, tapi ketidak pahaman mengenai fungsinya niscaya akan membunuh anda, sekalipun anda orang yang baik, penyayang dan positif.

Hukum alam itu menyerupai sungai yang akan terus mengalir. Dia tidak peduli apakah anda senang atau sedih, baik atau buruk, beliau akan terus mengalir. Sebagian orang masuk ke sungai kemudian menangis. Sebagian lai masuk kesungai kemudian bahagia.

Tapi sungai tidak peduli, beliau tetap saja mengalir. Kita bisa memanfaatkan dan menikmatinya, atau kita bisa melompat dan karam di dalamnya. Dan sungai akan terus mengalir alasannya ialah beliau tidak pandang bulu.

Begitu juga dengan alam semesta. Alam semesta yang menjadi daerah tinggal kita ini bisa mendukung atau menghacurkan kita. Pemahaman kita dan pemanfaatan hukum-hukum inilah yang memilih dampak atau hasil-hasil kita.

Kita cuma bisa mendapatkan apa yang bisa diterima oleh pikiran kita. Kita bisa masuk ke sungai kehidupan dengan sebuah sendok, dan orang lain mungkin dengan sebuah gelas. Orang lainnya lagi dengan sebuah ember, kemudian ada orang lain yang mungkin dengan sebuah drum.

Tapi ketidak terbatasan sungai itu selalu ada disana dan menunggu. Kesadaran, ide-ide, kerangka berpikir dan sistem iktikad kita lah, yang memilih apakah kita masuk ke sungai kehidupan dengan membawa sebuah sendok, gelas, bejana atau drum.

Jika kita miskin dalam pemikiran, dan memasuki sungai kehidupan hanya dengan membawa sebuah sendok, maka kita mungkin akan mengutuk betapa sedikit yang kita miliki di dalam sendok kita. Kita mungkin mengutuk orang lain yang menerima lebih banyak. Tapi ingat, apapun yang kita kutuk akan balik mengutuk kita.

Sungai itu selalu ada disana, dan airnya sangat berlimpah. Kita bisa memasukinya dengan sebuah sendok, bejana atau drum, kapanpun kita mau. Apa yang kita ambil dari sungai kehidupan itu terserah kita.

Satu-satunya pembatas itu berada di dalam pikiran kita sendiri. Faktanya adalah, kita bisa selalu mempunyai apapun yang kita inginkan, kalau kita mau membuang iktikad bahwa kita tidak bisa mendapatkannya. Hanya itu.


Baca Juga: Tips atau Cara Melepas iRing HP yang Aman

No comments:

Post a Comment