Monday, December 10, 2018

Bagaimana Cara Anda Memperlakukan Diri Sendiri?

Apa anda menyukai diri anda? Apa anda mempercayai diri anda? Apa anda menjaga semua kesepakatan yang anda berikan pada diri sendiri?

Menurut anda, apakah anda orang baik? Apa anda lebih sering menjadi diri sendiri, atau sudah biasa menyembunyikan siapa diri anda sebenarnya?

Jika anda punya sahabat yang memperlakukan anda menyerupai anda memperlakukan diri sendiri, atau berbicara pada anda menyerupai cara anda berbicara pada diri sendiri, dan memutuskan komitmen pada anda menyerupai anda memutuskan komitmen pada diri sendiri, apakah anda akan tetap mempertahankannya sebagai teman?

Mari kita akui bahwa anda mungkin tidak ingin berada disekitar orang menyerupai itu.

Melihat cara kita memperlakukan diri sendiri itu penting. Seringkali, kita ialah musuh terburuk bagi diri sendiri. Kita takut bertemu dengan diri kita yang terdalam lantaran menerka kita mungkin tidak akan menyukai apa yang kita lihat.

Seseorang berkata, "Aku ingin mengeksplore diri sendiri, tapi saya takut pada apa yang akan saya temukan mengenai diri sendiri. Aku takut terhadap mahkluk absurd yang mungkin akan saya temui diperjalanan atau diakhir pengembaraan."

Pahami dengan terperinci bahwa ialah hal yang sangat mustahil bagi kebenaran mengenai diri anda akan menyebabkan anda menjadi takut.

Tidak peduli betapapun kebenaran itu mungkin sangat mengerikan, beliau sendiri tidak berdaya untuk menakuti atau menyakiti anda. Ketakutan itu disebabkan penolakan anda pada kebenaran dan kesalahpahaman anda mengenainya.

Mulailah perjalanan anda untuk menemukan diri. Tidak ada selain kebaikan yang bisa berasal dari situ. Memahami ketakutan akan menyembuhkan ketakutan. Jangan bertahan pada jenis orang yang anda kira ialah diri anda.

Jangan menciptakan diri risau dengan apakah anda ialah orang yang lebih baik atau lebih jelek dibanding orang lain. Lebih baik, cobalah untuk mengenal diri sebagai jenis orang yang memang bekerjsama ialah diri anda.

Jika anda melihat rumah setengah selesai yang anda bangun, maka anda tidak akan mengutuknya lantaran kondisinya yang setengah selesai. Anda tidak menyampaikan bahwa rumah itu inferior dibanding rumah lain, juga tidak menciptakan anda risau lantaran penampilannya.

Yang anda lakukan hanyalah menyadari bahwa rumah itu masih perlu pekerjaan tambahan. Gunakan cara berpikir menyerupai ini pada diri sendiri. Apapun kondisi anda ketika ini, sadari kebutuhan akan konstruksi tambahan.

Bersabarlah dengan diri sendiri, tapi tetap tegas mengenai pekerjaan perhiasan yang diharapkan untuk meyelesaikannya. Saat anda menjadi jago mengenai diri sendiri, berarti anda juga menjadi jago mengenai orang lain.

Orang yang sadar tahu siapa dirinya. Dia tahu sifat-sifatnya, risikonya beliau tahu semua mengenai orang lain yang mempunyai sifat sama. Kenali diri anda menyerupai apa adanya, dan anda akan mengenal orang lain menyerupai apa adanya mereka.

Jangan pernah takut menyingkapkan kelemahan dalam diri. Menyingkap kelemahan ialah awal dari kekuatan. Ingat, semua yang anda pelajari mengenai diri sendiri itu ialah gosip baik. Tidak peduli betapapun itu mungkin sulit atau mengejutkan, itu akan selalu menjadi gosip baik.

Ingatlah hal ini selalu, terutama dimasa-masa ketika kebenaran gres bertentangan dengan sebuah kepercayaan yang anda tahu harus anda buang tapi enggan untuk melakukannya. Seorang yang bijak itu mau membuang batu untuk ditukar dengan permata. Dia terdorong untuk melaksanakan ini dan memulai perubahan diri.

Harga diri itu berasal dari diri sendiri. Itulah kenapa tidak disebut "Harga-orang lain." Jika harga diri anda berasal dari orang lain, maka anda tidak akan pernah bisa menyayangi diri sendiri. Anda tidak harus meminta ijin dari orang lain untuk mengubah hidup anda.

Jangan bertanya, "Apakah saya berhak untuk menentang semua yang telah diajarkan pada ku untuk dipercayai?" Lebih baik tanyakan, "Mari kita lihat seberapa banyak intensitas yang bisa saya berikan pada pencarian ku." Hasrat anda untuk kebebasan diri itu ialah satu-satunya perintah yang akan selalu anda perlukan.

Lihatlah pada Apa yang Anda Tolak dari Diri Sendiri

Jika anda benar-benar akan mempelajari kebenaran mengenai diri anda dan menjalani kehidupan menyerupai yang anda bisa menjalaninya, maka banyak orang yang tidak akan menyukainya, lantaran mereka tidak mau menentukan jalan yang sama dengan anda.

Apakah anda akan menolak kekayaan diri sendiri lantaran orang lain miskin? Apakah anda akan menolak kesehatan sendiri lantaran jutaan orang sakit? Perhatikan baik-baik pada apa yang anda tolak dari diri sendiri, dan jangan pernah menganggap diri "salah" lantaran menginginkan apa yang anda inginkan.

Saat kita menulusuri jalur pencarian jadi diri, kita niscaya akan melaksanakan kesalahan. Semua yang disebut kesalahan, kekeliruan, dosa atau error itu bukan diri anda. Pastikan anda memisahkan siapa diri anda dari apa yang telah anda miliki atau lakukan.

Anda yang tadinya mementingkan apa yang terjadi dalam hidup anda, akan mulai menyadari bahwa apa yang terjadi dalam hidup anda itu hanya bersifat sementara, dan niscaya akan selalu berubah. Memahami bahwa diri anda Yang Lebih Tinggi itu tidak pernah berubah ialah hal yang penting.

Saat anda mengidentikkan diri anda dengan sifat-sifat temporer, berarti anda percaya bahwa apa yang anda miliki dan lakukan itu ialah diri anda. Dan itu mungkin ialah kesalahan terbesar yang bisa anda buat dalam hidup.

Untuk mengalami keagungan anda sendiri itu mengharuskan anda untuk memisahkan diri dari apa yang anda miliki dan lakukan dengan siapa diri anda sebenarnya.

Belajarlah untuk memisahkan antara pelaku dari kelakuan, untuk menjadi terlibat dalam apa yang terjadi dalam hidup anda, tapi tidak mengidentikkannya dengan sifatnya yang sementara.

Saat anda berdiri ditepi pantai dan melihat kapal yang melintas, tidak akan ada problem selama anda hanya berdiri disana dan melihatnya berlalu. Anda hanya bisa merasa sakit dan menderita ketika anda mengidentikkan kapal itu dengan diri anda.

Jika anda berkata, "Itu kapal ku," maka anda akan bersedih ketika itu berlalu dari pandangan anda. Jika anda berkata, "Aku harus menjadi kapten kapal itu," maka anda akan hidup dalam ketakutan lantaran seseorang mungkin akan menjadi kaptennya.

Sebaliknya, bila kita hanya mengawasi dan mengamati kesalahan dan kekeliruan tingkah laris kita tanpa menghakimi, maka kita terhindar dari mengidentikkan diri dengan kesalahan, kekeliruan dan kegagalan temporer, yang membahayakan.


Baca Juga: Cara Membuat VPS di Vultr

No comments:

Post a Comment