Monday, December 10, 2018

Aspek Filosofi Dalam Kehidupan

Sebuah faktor utama yang akan menentukan bagaimana kehidupan kita nantinya itu adalah, bagaimana cara kita berpikir.

Semua yang terjadi di dalam pikiran kita, baik dalam bentuk pemikiran, ide, dan informasi, akan membentuk filosofi kita. Filosofi kita lalu mensugesti kebiasaan dan tingkah laris kita, dan dari sinilah semuanya berawal.

Bagaimana Filosofi Kita Terbentuk?

Fillosofi kita berasal dari apa yang kita tahu, dan dari cara kita mengetahuinya.

Sepanjang hidup, kita mendapatkan masukan dari banyak sekali sumber, contohnya sekolah, teman, kerabat, efek media, rumah, dan lingkungan; buku dan proses membaca; mendengar serta mengamati.

Berbagai sumber pengetahuan dan gosip yang telah berkontribusi terhadap pembentukan filosofi kita itu, jumlahnya tidak terbatas. Sebagai orang dewasa, semua gosip yang kita terima ini akan disaring oleh filosofi kita.

Dalam proses penyaringan tersebut, konsep-konsep yang tampaknya sesuai dengan kesimpulan yang sudah kita buat, akan ditambahkan ke dalam gudang pengetahuan kita, dan dipakai untuk memperkuat fatwa kita ketika ini.

Sedangkan ide-ide yang tampaknya bertentangan dengan kepercayaan kita, biasanya segera ditolak.

Secara terus menerus, kita melaksanakan proses pengecekan terhadap kepercayan yang sudah ada, dengan tujuan untuk memastikan keakuratan, atau mengkonfirmasinya dengan gosip yang gres kita dapat.

Saat menggabungkan gosip yang gres dengan yang lama, hasilnya mungkin akan memperkuat kepercayaan lama, atau memperluas filosofi yang sudah ada, dibawah efek gosip gres mengenai kehidupan dan orang-orang.

Kepercayaan sama yang telah membentuk filosofi kita, juga akan menentukan sistem nilai-nilai kita. Kepercayaan kita, akan mengarahkan kita untuk menciptakan keputusan tertentu, mengenai apa yang berharga bagi kita sebagai seorang manusia.

Seiring waktu, kita akan menentukan untuk melaksanakan apapun yang dianggap berharga. Saat seseorang tetapkan untuk memulai harinya setiap jam 5 pagi, supaya beliau bisa mencukupi kebutuhan keluarganya, apa yang sebenarnya beliau lakukan?

Dia melaksanakan apa yang filosofinya ajarkan mengenai apa yang berharga. Begitu juga sebaliknya, kalau seseorang menentukan untuk tidur dari pagi hingga sore, berarti beliau juga melaksanakan apa yang dianggapnya berharga.

Namun, hasil dari ke dua filosofi yang berbeda ini (dari evaluasi orang mengenai apa yang berharga) akan sangat jauh berbeda.

Kita semua punya ide-ide sendiri mengenai hal-hal yang mensugesti kehidupan kita, berdasarkan gosip yang telah kita kumpulkan selama bertahun-tahun.

Masing-masing kita, punya pandangan sendiri mengenai pemerintah, pendidikan, ekonomi, pimpinan, dan hal-hal lain. Apa yang kita pikirkan mengenai hal ini akan ditambahkan ke dalam filosofi kita, dan menjadikan kita menarik suatu kesimpulan tertentu mengenai kehidupan dan cara kerjanya.

Kesimpulan ini, lalu mengarahkan kita untuk menciptakan penilaian, yang akan menentukan bagaimana reaksi kita terhadap situasi dan kondisi tertentu.

Kita semua sudah dan akan terus menciptakan keputusan berdasarkan apa yang dianggap berharga. Entah keputusan itu mengarahkan kita pada kesuksesan atau kegagalan, akan tergantung dari gosip yang kita telah kumpulkan selama bertahun-tahun, hingga membentuk filosofi kita.

Filosofi itu Seperti Seperangkat Layar

Dalam proses kehidupan, angin situasi akan terus menerpa kita dari banyak sekali arah, hingga menyentuh semua aspek dari kehidupan kita. Kita semua pernah mengalami hembusan angin kekecewaan, keputus-asaan, dan kesedihan.

Tapi kenapa, masing-masing kita, dalam kapal kehidupan kita sendiri, yang semua dimulai dari titik yang sama, dengan tujuan final yang sama, datang ditempat yang berbeda diakhir perjalanan?

Apakah kita semua tidak berlayar dilautan yang sama? Bukankah kita semua pernah diterpa oleh angin situasi dan angin ribut kesulitan yang sama?

Apa yang memandu kita untuk menuju ke daerah yang berbeda-beda dalam hidup itu, ditentukan oleh cara kita menentukan perangkat layar. Cara kita berpikir, menciptakan perbedaan yang besar dalam hal dimana kita akan tiba.

Perbedaan utama bukan terletak pada situasi, melainkan pada perangkat layar kita. Situasi yang sama pernah terjadi pada kita semua. Kita semua pernah mengalami ketika dimana, meski sudah direncanakan dan diusakan, tetap saja gagal.

Situasi yang menantang itu bukan insiden yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang miskin, tidak berpendidikan, atau gulung tikar saja. Baik orang miskin maupun orang kaya, punya banyak masalah.

Orang miskin dan orang kaya itu punya banyak sekali dilema rumah tangga. Orang miskin dan kaya sama-sama punya tantangan, yang bisa mengarahkan mereka pada kehancuran finansial dan keputus-asaan.

Itu berarti, bukan apa yang terjadi yang menentukan kualitas kehidupan kita, melainkan apa yang kita pilih untuk dilakukan ketika harus berjuang berbagi layar dan lalu mengetahui, sehabis berusaha maksimal, bahwa angin telah mengubah arahnya.

Saat angin berubah, kita juga harus berubah. Kita harus bangun lagi dan mengatur ulang layar dalam perilaku yang akan mengarahkan kita ke daerah tujuan yang telah kita tentukan sendiri.

Perangkat layar, bagaimana kita berpikir dan merespon, punya kemampuan yang jauh lebih besar untuk menghancurkan kehidupan kita, dibanding tantangan apapun yang kita hadapi.

Seberapa cepat kita dan seberapa bertanggung jawab kita bereaksi terhadap kesengsaraan, itu jauh lebih penting dibanding kesengsaraan itu sendiri.

Begitu kita mendisiplinkan diri untuk memahami hal ini, maka pada akhirnya, dan dengan sepenuh hati, kita akan menyimpulkan bahwa tantangan terbesar dalam hidup itu sebetulnya adalah, mengontrol proses fatwa kita.

Belajar untuk mengatur ulang layar dengan mengubah angin, bukannya membiarkan diri untuk ditiup ke arah yang tidak kita inginkan, itu membutuhkan pengembangan sebuah disiplin yang baru.

Itu mengharuskan kita untuk memantapkan sebuah filosofi personal yang ampuh, yang akan membantu mensugesti semua yang kita lakukan, pikirkan, dan putuskan, dalam cara yang positif.

Jika kita bisa sukses dalam upaya ini, hasilnya akan mengubah arah dari penghasilan, tabungan, gaya hidup, dan kekerabatan kita, serta mengubah perasaan kita terhadap hal-hal berharga, juga tantangan.

Jika kita bisa mengubah cara kita memandang, menilai, dan tetapkan banyak sekali dilema utama dalam hidup, maka kita bisa mengubah kehidupan secara dramatis.


Baca Juga: Cara Install ionCube Loader di EasyEngine php7.0

No comments:

Post a Comment