Monday, December 10, 2018

Musuh Terbesar Bagi Kesuksesan

Musuh terbesar bagi kesuksesan dan kebahagiaan anda itu ialah emosi negatif, semua jenisnya. Emosi negatif lah yang menjatuhkan, menghisap energi, dan merampas semua kenikmatan dalam hidup anda.

Emosi negatif lah, mulai dari awal sejarah, yang telah lebih banyak merugikan orang-orang dan masyarakat dibanding semua jenis wabah lain yang pernah ada.

Karena itu, salah satu sasaran terpenting kalau anda benar-benar ingin senang dan sukses, ialah membebaskan diri dari emosi negatif, dan untungnya ini bisa dilakukan, kalau anda mau berguru cara melakukannya.

Emosi negatif berupa takut, mengasihani diri, iri, dengki, rendah diri, dan marah, itu umumnya disebabkan 4 faktor. Begitu anda mengenali dan membuangnya dari pedoman anda, maka secara otomatis emosi negatif akan berhenti.

Saat emosi negatif berhenti, emosi kasatmata berupa kedamaian, kenikmatan, cinta, dan antusias mulai menggantikannya, dan seluruh kehidupan anda akan berubah jadi lebih baik, terkadang dalam hitungan menit, bahkan detik.

Berhenti Mencari Alasan

Salah satu dari empat penyebab utama emosi negatif itu ialah pembenaran. Anda hanya bisa menjadi negatif selama anda masih bisa membenarkan pada diri sendiri dan orang lain, bahwa anda berhak untuk murka atau kesal lantaran suatu alasan.

Inilah salah satu alasan kenapa orang yang murka itu terus menerus menjelaskan dan memberi alasan untuk perasaan negatifnya. Tapi dikala anda tidak bisa lagi membenarkan perasaan negatif itu, maka anda tidak bisa lagi menjadi marah.

Misalnya, seseorang di PHK dari pekerjaannya lantaran perubahan dalam ekonomi dan penjualan yang merosot. Tapi, orang tersebut murka kepada boss nya lantaran keputusan ini, dan membenarkan amarahnya dengan cara menjelaskan semua alasan kenapa ia di PHK itu tidak adil.

Dia bahkan membuat dirinya menjadi semakin murka sampai menetapkan untuk menuntut, atau membalas dengan suatu cara. Selama ia masih terus membenarkan perasaan negatif pada boss dan perusahaannya, maka perasaan negatif tersebut akan menguasainya sampai menghisap habis seluruh pikiran dan hidupnya.

Tapi begitu ia mengatakan, "Waduh, saya di PHK. Ini biasa terjadi. Ini bukan duduk perkara pribadi. Orang lain juga mengalaminya. Ku rasa, lebih baik saya mulai menyibukkan diri mencari pekerjaan baru." Emosi negatifnya eksklusif lenyap.

Dia menjadi tenang, jernih dan fokus pada target, dan pada langkah-langkah yang bisa diambil untuk kembali masuk ke dunia kerja. Begitu ia berhenti membenarkan, ia menjadi orang yang lebih kasatmata dan efektif.

Berhenti Merasionalkan

Penyebab kedua dari emosi negatif ialah merasionalkan. Saat anda merasionalkan, anda mencoba untuk menunjukkan sebuah "penjelasan yang bisa diterima secara sosial untuk sesuatu yang tidak bisa diterima secara sosial."

Anda merasionalkan untuk menjelaskan atau membenarkan sesuatu yang telah anda lakukan, yang membuat anda merasa tidak yummy atau tidak bahagia.

Anda mencari alasan atas tindakan atau agresi anda, dengan membuat klarifikasi yang terdengar masuk akal, meski anda tahu bahwa gotong royong anda bertanggung jawab atas apa yang terjadi.

Anda seringkali membuat cara yang rumit untuk menempatkan diri diposisi yang benar, dengan cara menjelaskan bahwa tindakan anda itu gotong royong cukup bisa diterima, sesudah pertimbangan semua hal.

Rasionalisasi ini membuat emosi negatif semakin kuat. Rasionalisasi dan pembenaran itu selalu mengharuskan anda untuk menyalahkan seseorang atau sesuatu atas duduk perkara anda.

Anda menempatkan diri sebagai korban, dan anda membuat orang lain atau sesuatu menjadi penindas atau "orang jahat."

Bangkit Diatas Opini Orang Lain

Penyebab ketiga dari emosi negatif itu ialah terlalu perhatian atau terlalu sensitif terhadap cara orang lain memperlakukan anda.

Bagi sebagian orang, seluruh gambaran dirinya itu ditentukan dari cara orang berbicara padanya, atau mengenai dirinya, atau bahkan memandang dirinya. Mereka mempunyai harga diri yang rendah, tergantung dari opini orang lain

Dan kalau opini tersebut negatif lantaran suatu sebab, maka "korban" real atau imajinasi ini segera menjadi marah, malu, minder, atau bahkan depresi, mengasihani diri dan putus asa.

Itulah kenapa para psycholog menyampaikan bahwa hampir semua yang kita lakukan itu ialah untuk menerima rasa hormat dari orang lain, atau setidaknya terhindar dari hilangnya rasa hormat mereka.

Anda Harus Bertanggung-jawab

Penyebab keempat dari emosi negatif, dan menjadi penyebab yang terburuk dari semuanya ialah menyalahkan. Kita bisa mengibaratkan emosi negatif untuk selalu menyalahkan orang lain itu mirip sebuah pohon.

Begitu anda menebang pohon tersebut, maka semua buahnya, semua emosi negatif lain, segera mati, sama mirip anda menetapkan kabel yang menyalurkan arus listrik ke lampu, semua lampu akan segera mati.

Penawar dari semua jenis emosi negatif itu ialah dengan mendapatkan tanggung jawab secara penuh atas situasi anda. Anda tidak bisa mengatakan, "Aku bertanggung jawab!" kemudian masih merasa marah.

Tindakan dari mendapatkan tanggung jawab akan menetapkan dan membatalkan semua emosi negatif yang anda rasakan.

Bayangkan! Anda bisa segera membebaskan diri dari perasaan negatif dan mulai mengendalikan kehidupan anda hanya dengan mengatakan, "Aku bertanggung jawab!" setiap kali anda mulai merasa murka atau kesal lantaran suatu alasan.

Hanya sesudah anda membebaskan diri dari emosi negatif, dengan cara bertanggung jawab penuh, barulah anda bisa mulai menetapkan dan mencapai sasaran disemua aspek dari kehidupan anda.

Hanya sesudah anda membebaskan diri, secara mental dan emosional, anda bisa mulai menyalurkan energi dan antusias ke arah perkembangan. Itulah mengapa, tanpa mendapatkan tanggung jawab penuh, mustahil ada perkembangan.

Sebaliknya, begitu anda mendapatkan tanggung jawab penuh atas kehidupan anda, maka tidak ada yang bisa membatasi apa yang bisa anda cita-citakan, lakukan, dan miliki.

Mulai dikala ini, tolak keinginan untuk menyalahkan siapapun atas apapun, baik itu dimasa lalu, masa kini atau masa depan. Seperti yang pernah dikatakan Eleanor Roosevelt, Tidak ada orang yang bisa membuat anda merasa rendah tanpa ijin anda.

Buddy Hacket, pernah berkata, Aku tidak pernah menyimpan dendam; dikala anda menyimpan dendam, mereka berdansa!

Mulai dikala ini, tolak keinginan untuk mencari-cari alasan atau membenarkan tingkah laris anda. Jika anda melaksanakan kesalahan katakan, "Aku menyesal," kemudian mulai sibuk memperbaiki situasi.

Setiap kali anda menyalahkan seseorang atau sesuatu, berarti anda menyerahkan kekuasaan anda. Anda jadi merasa lemah dan tidak berdaya. Anda merasa negatif dan marah. Tolak untuk melakukannya.


Baca Juga: Daftar Referensi Jurnal Ilmiah Online Gratis (Open Access Journals)

No comments:

Post a Comment